KEASAMAAN DAN KEBASAAN SENYAWA ORGANIK
Reaksi Transfer Proton Terjadi dari :
Asam - Basa yang lebih kuat → Asam - Basa yang lebih lemah
Kekuatan relatif asam-basa
Klasifikasi asam-basa pada senyawa organik pada umumnya mengikuti teori asambasa
Bronsted –Lowry. Penentuan kekuatan asam-basa dapat dilihat dari arga pKa atau pKbnya.
Tetapi untuk senyawa-senyawa organik. Yang perlu diingat bahwa asam kuat akan
menghasilkan basa konjugasi yang stabil, begitu juga sebaliknya akan lebih kompleks.
Kebanyakan asam adalah netral, maka basa konjugasi dari sebagian besar asam
bermuatan negatif, karena asam tersebut kehilangan proton. Untuk itu perlu dipelajari
struktur macam apa yang memberikan kestabilan muatan negatif, sebagaimana anion basa
konjugasi yang lebih stabil, maka asamnya pun lebih kuat.
Membandingkan efek struktur terhadap keasaman
Umumnya muatan negatif akan stabil apabila muatan terdelokalisir pada ruangan
yang lebih besar atau atom yang lebih banyak. Artinya, molekul dengan atom yang mengikat
muatan negatif lebih banyak akan lebih stabil daripada satu atom yang mengikat muatan
negatif. Hal-hal pokok dalam menentukan kestabilan muatan negatif adalah:
Elektronegatifitas atom yang bermuatan negatif
Muatan negatif lebih memilih berikatan unsur yang elektonegatif daripada unsur
elektropositif. Itulah sebabnya mengapa air lebih asam daripada amonia, karena oksigen
lebih elektronegatif dibandingkan nitrogen.
Ukuran atom yang bermuatan negatif
Muatan negatif lebih suka berikatan dengan atom yang berukuran besar, karena ruangan
yang tersedia lebih besar, sehingga akan lebih stabil. HI lebih asam dibandingkan dengan
HF, walaupun F-
lebih elektronegatif dibandingkan I-. Ion I- jauh lebih besar
dibandingkan F-, sehingga muatan negatifnya lebih stabil. Maka pada golongan halida,
kekuatan asam bertambah dari HF, HCl. HBr dan HI yang terkuat.
Kestabilan resonansi
Kestabilan basa konjugasi dari fenol terjadi karena anion dapat mendelokalisir muatan
negatif ke sepanjang cincin dengan cara resonansi. Pada sikloheksanol, tidak terjadi
resonansi, sehingga kekuatan asamnya jauh lebih kecil dibandingkan fenol.
Kestabilan muatan negatif karena berdekatan dengan atom yang elektronegatif. Keberadaan grup elektronegatif di dekat atom hidrogen juga akan meningkatkan
keasaman, karena akan menstabilkan muatan negatif. Misalkan pada substitusi hidrogen
pada asam asaetat dengan klor, membuat molekul ini lebih asam 100 kali lipat. Hal ini
disebabkan oleh atom klor yang elektronegatif akan mendorong kerapatan elektron ke
arah oksigen, sehingga oksigen tidak menanggung semua muatan negatif sendirian.
Keasamaan dari Asam Organik
Asam organik sebagai asam lemah
Asam sebagai "substansi yang memberi ion (proton) ke yang lain".
Dapat dilihat bagaimana mudahnya asam melepas ion hidrogen ke molekul air saat
mereka larut dalam air.
Asam pada larutan memiliki kesetimbangan sebagai berikut: Sebuah atom hidroksinium dibentuk bersama-sama dengan anion
(ion negative) dari asam. Persamaan ini kadang-kadang disederhanakan dengan
menghilangkan air untuk menekankan ionisasi dari asam.
Maksud dari asam organik merupakan asam lemah adalah karena
ionisasi sangat tidak lengkap. Pada suatu waktu sebagian besar dari asam berada
di larutan sebagai molekul yang tidak terionisasi. Sebagai contoh pada kasus
asam etanoik, larutan mengandung 99% molekul asam etanoik dan hanya 1 persen
yang benar benar terionisasi. Posisi dari kesetimbangan menjadi bergeser ke
arah kiri.
Mengapa asam-asam tersebut asam?
Dalam setiap kasus, ikatan antara oksigen dan oksigen pada -OH terputus. Sehingga hanya sisa molekul yang dilambangkan sebagai "X":
Jadi bila ikatan yang sama putus dalam setiap kasus, mengapa senyawa asam karboksilat, fenol dan alkohol.menghasilkan tingkat asam yang berbeda beda? Perbedaan kekuatan asam antara asam karboksilat, fenol dan
alkohol.
Dua faktor yang mempengaruhi ionisasi dari asam adalah:
- Kekuatan dari ikatan yang diputuskan
- Kestabilan ion yang terbentuk
Dalam kasus ini, memutus ikatan dari molekul yang sama
(antara O dan H) jadi bisa dianggap kekuatan ikatan yang diputuskan adalah sama. Faktor yang paling penting dalam menentukan kekuatan relatif
dari molekul adalah pada sifat dari ion ion yang terbentuk. Yang dibandingkan adalah sifat dari anion (ion negatif) yang berbeda-beda.
Perbedaan Kekuatan Basa
Dua faktor yang mempengaruhi kekuatan dari sebuah basa
adalah:
- Kemudahan pasangan bebas mengikat ion hidrogen,
- Kestabilan dari ion yang terbentuk.
Mengapa Amin primer alifatik merupakan basa yang lebih kuat
dari amonia?
Metilamin memiliki struktur:
Perbedaannya dengan amonia hanyalah adanya CH3 pada metil
amin. Golongan alkil memiliki kecenderungan untuk mendoron elektron menjauh
dari mereka. Ini berarti akan adanya sejumlah muatan negatif tambahan disekitar
atom nitrogen. Muatan negatif tambahan tersebut membuat pasangan bebas lebih
menarik atom hidrogen. Semakin negatif nitrogen semakin mudah terikatnya ion hidrogen
PERTANYAAN :
1. Mengapa fenol lebih lemah daripada asam etanoik?
2. Mengapa
asam etanoik lebih lemah dari asam metanoik?
3. Bandingkan kestabilan antara ion metilamonium dengan ion amonium berdasarkan gambar dibawah ini !
Referensi :
Achmad, H. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Kotz., John. C., Purcel. K.F. 1987. New York : Chemistry and Chemical Reactivity, Saunders College Publishing.