REAKSI
PERISIKLIK
Reaksi
poliena terkonyugasi disebut reaksi perisiklik yang berasal dari perkataan peri (disekitar atau sekeliling) cincin
Reaksi perisiklik berlangsung dalam satu tahap yang dapat dikatalisis baik oleh
cahaya (terimbas cahaya = hv) maupun
kalor (terimbas thermal). Terdapat
tiga tipe utama reaksi perisiklik sebagai berikut :
1.
Reaksi
siklo adisi
Reaksi
siklo adisi adalah reaksi antara dua molekul tidak jenuh (mempunyai ikatan π)
membentuk suatu produk cincin
(jenuh). Kedua reaksi ini dapat
terimbas cahaya maupun terimbas thermal sebagai berikut :
Siklo Adisi [ 2 + 2 ]
Tipe
reaksi ini lebih lazim berlangsung dengan terimbas cahaya dibandingkan dengan
terimbas thermal. Siklo adisi [ 2 + 2 ]
artinya adalah dua molekul masing-masing dengan 2eπ (masing- masing satu
alkena) bereaksi membentuk suatu siklobutana dengan mekanisme reaksi umum
sebagai berikut :
Reaksi
antara etile pada prakteknya menghasilkan
randemen yang rendah namun dapat
digunakan untuk sikloadisi intra- molekuler yang menghasilkan suatu produk
dengan struktur sangkar yang relatif sulit disintesis dengan jalur sintesis lain.
Contoh :
Siklo Adisi [ 4 + 2 ]
Pada
hakekatnya reaksi ini adalah reaksi Diels-Alders yaitu pembentukan cincin anggota
enam dari suatu diena terkonyugasi (diena 1, 3) dengan suatu ikatan tidak jenuh
(dienofil) yang umumnya adalah alkena atau alkuna. Pada kondidi khusus dienofil
dapat juga berupa karbonil (C = O), tiokarbonil (C = S) dan gugus tidak jenuh
Nitrogen (C = N -, C N), yang akan menghasilkan suatu senyawa
heterosiklik. Mekanisme reaksinya secara umum adalah sebagai berikut :
Contoh :
Reaksi
sebaliknya dari Diels-Alder yang membentuk kembali diena dan dienofilnya
disebut reaksi retro Diels - Alder (RDA).
2.
Reaksi
elektrosiklik
Reaksi
ini adalah merupakan suatu reaksi siklisasi dari suatu poliena terkonyugasi.
Diena akan menghasilkan siklik anggota empat dan triena akan menghasilkan
siklik anggota enam dengan me- kanisme reaksi umum adalah sebagai berikut :
Contoh :
Reaksi
elektrosiklik bersifat reversibel dan reaksi sebaliknya disebut dengan reaksi
pembukaan cincin (ring opening). Dalam biosintesis hal ini lazim terjadi
seperti reaksi pembukaan cincin B pada steroid seperti contoh berikut ini :
3.
Penataan
ulang sigma-tropik
Penataan
ulang sigmatropiuk (sigmatropic
rearregement) adalah reaksi perisiklik di mana satu atom atau gugus
bergeser ke posisi lain. Reaksi ini dapat juga dikategorikan sebagai reaksi
isomerisasi sebagai- mana halnya dengan reaksi elektrosiklik.
Jenis
reaksi perisiklik penataanulang sigmatropik didasarkan pada sistem penomoran
ikatan rangkap yang merujuk ke posisi-posisi
relatif atom yang terlibat dalam perpindahan (migrasi). Penomoran dalam hal ini tidak ada hubungannnya dengan
tatanama senyawa organik secara IUPAC (sistematik).
Jenis-jenis pergeseran sigmatropik adalah sebagai berikut :
Pergeseran sigmatropik
[1, 7]
Pergeseran sigmatropik
[1, 3]
Pergeseran Sigmatropik
[ 3, 3 ]
Jenis penataan ulang
ini dikenal sebagai penataan ulan Cope
Aplikasi dari penataan
ulang sigmatropik ini banyak dilakukan untuk mensintersa suatu molekull target
tertentu seperti geseran [1, 3] yang dilakukan oleh Claisen terhadap allil fenil
eter yang dilajutkan proses tautomerisasi
keto-enol sebagai berikut :
Penataan ulang
sigmatropik lazim terjadi pada biosintesis yang diikuti dengan pembukaan cincin
(kebalikan dari elektrosiklik) ataupun sebaliknya seperti contoh berikut ini :
Referensi :
Sitorus, M. 2007.Kimia
Organik Fisik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Problem :
1. Mengapa reaksi sikloadisi [2+2] tida mudah terjadi bila reaksi diapanaskan, sedangkan sikloadisi [4+2] memerlukan panas?
2. Bagaimana laju reaksi Diels-Alder dalam pelarut organik polar?
3. Bagaimana bentuk konformer diena pada Diels-Alder yang bisa ikut dalam reaksi?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
BalasHapus2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
BalasHapusMksih Ima
BalasHapusMenurut saya , pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
Berbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
Menurut saya terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
BalasHapusHaii rima, claudia coba jawab no 3 : Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
BalasHapusno 3 : Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
BalasHapus1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
Terimakasih ima
BalasHapus2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
Terimakasih materinya
BalasHapus1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
Berbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
Menurut saya terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
BalasHapus3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
BalasHapusMakasih ima
BalasHapus1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
Berbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
Makasih imaa
BalasHapus3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
Terimakasih ima
BalasHapus2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
Halo ima, menurut saya jawaban no 2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
BalasHapusJawaban nomor 1 Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusBerbeda dengan sikloadisi [4+2] yang membutuhkan panas bukan cahaya. Bila suatu diena tereksitesi oleh cahaya, homo-nya akan menjadi orbital π3* dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan lumo dari dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] terimbas-cahaya bersifat telarang-semitri.
3. Komponen diena dari reaksi Diels–Alder dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dan dapat menampung berbagai jenis substituen, namun dapat berada dalam konformasi s-cis, Karena ini adalah satu-satunya konformer yang bisa ikut dalam reaksi. Meskipun butadiena biasanya lebih menyukai konformasi s-trans, untuk kebanyakan kasus, penghalang untuk rotasinya kecil (~2–5 kkal/mol)
BalasHapus1. Pada sikloadisi [2+2] apabila etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi tidak terjadi oleh imbasan termal.
BalasHapusterimakasih atas metrinya,
BalasHapus2. Terdapat peningkatan laju reaksi yang mencolok ketika reaksi Diels-Alder tertentu dilakukan dalam pelarut organik polar seperti dimetilformamida dan etilen glikol dan bahkan dalam air. Reaksi siklopentadiena dan butenon misalnya 700 kali lebih cepat dalam air relatif terhadap 2,2,4-trimetilpentana sebagai pelarut. Beberapa penjelasan untuk efek ini telah diusulkan, seperti peningkatan konsentrasi efektif karena pengemasan hidrofobik atau stabilisasi ikatan hidrogen dari keadaan transisi.